Pada tahun ke 10 setelah kenabian. Abu Thalib wafat, dengan wafat nya Abu Thalib ini, pihak kafir qurais merasa semakin leluasa mengganggu dan menentang nabi Saw.
Tha’ifmerupakan kota terbesar kedua di kawasan hijaj .Disana terdapat Bani Tsaqif , suatu kabilah yg cukup kuat dan besar jumlah penduduknya. Rasullah Saw pernah berangkat ke thaif dgn harapan dapat membujuk Bani Tsaqif utk menerima Islam, dg demikian beliau akan dapat tempat berlindung bagi pemeluk2 islam dari gangguan kafir Quraisy. Beliau pun berharap dpt menjadikan Tha’if sebagai pusat kegiatan Dakwah .
Setibanya disana, Rasullah Saw, mengunjungi 3 tokoh Bani Tsaqif Secara terpisah utk menyampaikan risalah Islam. Namun yg terjadi, mereka bukan saja menolak ajaran Islam, bahkan utk mendengar perkataan nabi Saw saja mereka tidak mau.
Rasullah Saw di perlakukan secara kasar dan biadab.Sikap kasar mrk sugguh bertentangan dg kebiasaan bangsa arab yg selalu menghormati tamunya dengan terus terang mereka mengatakan bahwa merek a tidak senang Rasullah Saw dan pengikutnya tinggal di kota mereka .semula Rasullah Saw membayangkan akan mendapat perlakuan yg sopan dan diiringi tutur kata yg lemah lembut ,tetepi ternyata beliau diajak dg kata2 kasar salah seorang diantara mereka mengejek “benarkah Allah telah menganggkatmu menjadi pesuruhnya? ” yg lain berkata sambil tertawa, tidak dapatkah Allah memilih manusia selain kamu utk menjadi pesuruhnya ? ”ada juga yg berkata ”jika engkau seorang nabi aku tidak ingin berbicara denganmu karena perbuatan yg demikian itu akan mendatangkan bencana bagiku .sebaiknya jika kamu seorang pendusta tdk ada gunanya aku berbicara denganmu.”
Menghadapi perlakuan ketiga tokoh Bani Tsaqif yg kasar itu, Rasullah Saw yang memiliki sifat bersungguh2 dan teguh pendirian, tidak menyebabkan purus asa dan kecewa, setelah meninggalkan tokoh tokoh banu Tsaqif yang tidak dapat diharapkan itu.
Rasulullah mencoba mendatangi rakyat biasa, kali ini pun beliau mengalami kegagalan. Mereka mengusir Rasulullah dari Tha’if dan berkata “ Keluarlah kamu dari kampung Ini ! dan pergilah kemana saja kamu Suika!.”
Ketika Rasulullah menyadari bahwa usahanya tidak berhasil, beliau memutuskan untuk meninggalkan Tha’if. Tetapi penduduk Tha’if tidak membiarkan Rasulullah pergi dengan aman, Mereka terus menggangunya dengan melempari batu dan mencaci dengan ejekan. Lemparan batu yang mengenai beliau demikian hebat, sehingga tubuh Rasulullah SAW Berlumuran darah. Dal;am perjalanan pulang menemui tempat yang dirasa Aman dari gangguan orang orang jahat tersebut, Kemudian beliau Berdoa :
“ Ya Allah, Kepada engkaulah aku adukan kelemahan tenagaku dan kekurangan daya upayaku pada pandangan Manusia. Wahai yang maha rahim, Engkaulah tuhanya orang orang lemah dan engkaulah tuhanku. Kepada siapa engkau menyerahkan diriku ? apakah kepada musuh yang akan menerkam aku atau kepada keluargaku yang engkau berikan kepadanya urusanku. Sedangkan Afiat-MU lebih luas bagiku.
Aku berlandung dengan cahaya wajahmu yang mulia yang menyinari langit dan menerangi segala yang gelap atas-Nyalah semua teratur urusan dunia dan akhirat, dari turunya mirka-Mu kepadaku atau turun Ketidak Ridhaan-Mu kepadaku, jauhkanlah Murkamu hingga engkau ridha, tidak ada upaya melainkan dengan-MU.”
Demikain sedihnya doa yang dipanjatkan oleh nabi Rasulullah SAW, sehingga Allah Swt mengutus Jibril a.s. untuk menemuinya, setibanya dihadapan nabi dan member salam seraya berkata, “Allah mengetahui segala yang terjadi padamu dan orang orang ini, Allah telah memerintahkan malaikat2 dan gunung mentaatimu.
Kata malaikat kami siap untuk menjalankan perintah tuan, jika engkau mau kami siap perintahkan gunung disekitar kota itu berbenturan sehingga penduduk yg berada di kedua belah gunung ini akan mati tertindih .atau apa saja hukuman yg engkou ingin kan kami siap melaksanalkanya
Mendengar tawaran malaikat itu, Rasullah Saw dg sipat kasuh sayangnya berkata walaupun mereka menolak ajaran Islam saya berharap dg kehendak Allah , keturunan mrk pd suatu saat nanti akan menyembah Allah dan beribadah kepadanya,
HIKMAH perhatikanlah teladan mulia yg di contohkan Nabi Saw kita semua mengaku sbg pengikutnya tetapi dlm kehidupan sehari2 jika keinginan kita di tolak atai tdk disetujui dg cepat kita tersinggung dan memaki2 bahkan kadang 2 ingin membalas dendam padahal sebagai pengikutnya kita hendaknya mencontoh beliau. Setelah menerima penghinaan dari penduduk Thaif Nabi Saw hanya berdoa dan tdk memarahi mereka , tdk mengutuk mrk , dan tdk mengambil tindakan balas dendam walaupaun di beri kesempatan utk itu.
Komentar
Posting Komentar